Sayangnya penggali tersebut jatuh pingsan setelah mendapati jempol kaki yang dimaksudkan Asmawi.
Asmawi menjadi bagian relawan penggali sumur maut itu sesuai permintaan lurah saat itu.
Asmawi memastikan selama penggalian tidak ditemukan peti peluru. Dalam sumur itu murni hanya sampah dari tanaman pohon pisang dan tanah serta mayat Pahlawan Revolusi.
Usai menggali Asmawi dan rekan-rekan penggali lainnya beristirahat di kediaman Harjono yang diketahui sebagai titik eksekusi para korban.
Rumah itu dalam kondisi berantakan namun sudah bersih dari darah.
Asmawi mengingat dengan jelas bahwa ia dan rekan-rekannya baru bisa menikmati makan pada pukul 02.00 WIB.
Makanan itu didapatkan dari seorang tentara mengenakan baret merah yang juga menjadi ketua pencarian sumur tua tersebut.
Asmawi ingat ia menggali sumur maut itu bersama 7 orang lainnya yakni Mahmud (kakak Asmawi), Supariyono, Haji Ambari, Yusuf, Taif dan Panik.
Sayangnya Asmawi tidak mengingat nama dan raut wajah tentara yang menggunakan baret merah dan sempat memberinya makan.
Keterangan Asmawi tersebut disampaikan kepada Mayor Kolonel Laut Drs. Arief Sulistyo yang menjabat sebagai Kepala Monumen Pancasila Sakti sekitar tahun 2010-2013 lalu.***
Artikel Terkait
Kalender Jawa Minggu 3 September 2023 Jatuh Pada Minggu Pahing
Kalender Jawa 4 September 2023, Weton Senin Pon Sifatnya Keras Dan Angkuh
Diselimuti Kekhawatiran Soal Keuangan, 3 Zodiak Ini Membaik di Bulan September 2023 Loh
Denzel Bintang Film Laga 2 Guns Kembali Beraksi Di Film Equalizer 3, Sudah Tayang September 2023 Ini
Tanggal Merah 28 September 2023, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H Apakah Jadi Libur Panjang?