Seperti Ini Kisah Buya Syakur Semasa Hidup, Tokoh Ulama Karismatik Yang Dikenal Sederhana Dan Berilmu Tinggi Itu Telah Wafat Di Usia 75 Tahun

Vimamews.id-Ucapan duka terus mengalir dari berbagai kalangan dan golongan agama sepeninggal Buya Syakur, sang ulama karismatik asal Indramayu wafat di usia 75 tahun.

Buya Syakur menghembuskan nafas terakhirnya pada 17 Januari 2024 setelah menjalani perawatan intensif di RS Mitra Plumbon Cirebon karena serangan asam lambung.

Kepergiannya sangat mengejutkan umat Islam di tanah air, tidak hanya itu saja wafatnya Buya Syakur juga menjadi duka mendalam bagi umat Kristen dengan berbagai ucapan yang diungkapkan di sejumlah kolom komentar akun media sosial.

Biografi Buya Syakur

Secara biografi, Buya Syakur lahir di Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasmaya, Indramayu, pada tanggal 2 Februari 1949.

Baca Juga: Pengasuh Pondok Pesantren Cadangpingan Indramayu Tutup Usia, Terungkap Ucapan Umat Kristen Atas Wafatnya Prof. DR. KH. Abdul Syakur Yasin

Buya Syakur merupakan putra dari pasangan KH. Yasin dan Hj. Zubaidah, sanfmg Kyai merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan, yang berlokasi di Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Buya Syakur Berilmu Tinggi Dan Cerdas

Semasa kecil Buya Syakur dihabiskan di lingkungan pondok pesantren, melalui ayahnya yang juga seorang ulama ilmu agama ia dapatkan.

Melansir dari situs BincangSariah.com, Buya Syakur merupakan santri yang belajar di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon di bawah asuhan KH. Abdullah Mubarok.

Pada tahun 1976, Buya Syakur melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, ia berangkat ke Libya untuk belajar Ilmu Al-Qur’an di Fakultas Sastra Universitas Al-Fatah hingga 1979.

Tidak cukup di satu negara, tahun 1981 Buya Syakur melanjutkan pendidikannya ke Tunisia untuk belajar di Fakultas Sastra Universitas Tunis dan meraih gelar magister di bidang sastra linguistik.

Baca Juga: Misteri Suara Adzan Di Masjid Al Aqsa Palestina Mengingatkan Pada Sosok Ulama Kharismatik Asal Kalimantan

Pendidikan yang berhasil ditempuhnya membuat Buya Syakur memilih kembali ke Indonesia, tepat di tahun 1983 dengan ilmu yang diraihnya mendirikan Pondok Pesantren Cadangpinggan.