Jemaah yang Berpindah Tenda Secara Sepihak
Dijelaskan Mukhlis, banyak jemaah berpindah tenda secara sepihak untuk berkumpul dengan kerabat atau kelompok bimbingan dari daerah asal.
“Perpindahan ini memperburuk distribusi beban tenda dan menyulitkan kontrol layanan secara keseluruhan,” jelasnya.
Jumlah Petugas yang Tak Sebanding dengan Jumlah Jemaah
PPIH Arab Saudi telah membagi tugas layanan kepada tiga daerah kerja (daker).
Daker Bandara bertanggung jawab dalam layanan jemaah di Arafah, Daker Makkah di Muzdalifah, sedang Daker Madinah di Mina.
“Dengan jumlah tidak terlalu banyak, petugas harus berjibaku melayani lebih dari 203 ribu jemaah yang tersebar di 60 markaz di Arafah,” ucap Muchlis.
Baca Juga: Pengacara Ungkap Kondisi Terbaru Nikita Mirzani Usai Dipindahkan Ke Rutan Pondok Bambu
“Ini menyebabkan kesulitan dalam membantu petugas Markaz dalam mengatur penempatan secara disiplin, bahkan banyak petugas yang kelelahan,” tambahnya.
Karena masalah-masalah tersebut, akibatnya juga berdampak pada distribusi makanan.
Pasalnya, penempatan jemaah yang tidak sesuai rencana menyulitkan pihak syarikah atau markaz proses distribusi makanan dan logistik.
Baca Juga: Fadli Zon: Masyarakat Tak Perlu Cemas Soal Penulisan Sejarah Nasional
“Sebagian jemaah tidak mendapatkan jatah makan tepat waktu karena data distribusi di Markaz atau Syarikah tidak cocok dengan kondisi riil,” imbuhnya.***
Artikel Terkait
Begini Fakta yang Diungkap Kemenag Soal Video Viral Calon Jemaah Haji Indonesia Terlantar di Makkah
Kementerian Umroh dan Haji Arab Saudi Resmi Tutup Proses Pembuatan Visa Haji 2025
Kemenag RI Klaim 200 Ribu Lebih Jemaah Calon Haji Indonesia Sudah Terima Kartu Nusuk
Begini Penjelasan Kemenag Soal Jemaah Calon Haji Indonesia yang Tidak akan Mabit di Muzdalifah dan Mina
Pengembalian Uang Calon Jemaah Haji Visa Furoda, Menteri Agama Sebut Tergantung Organizernya