Vimanews.id-Gelombang banjir Aceh Sumut Sumbar beberapa hari terakhir berubah menjadi krisis besar setelah hujan ekstrem memicu puluhan korban meninggal serta puluhan warga hilang.
Banjir Aceh Sumut Sumbar juga memutus akses vital dan menghancurkan ribuan rumah di tiga provinsi tersebut. Dampaknya terus meluas karena curah hujan yang masih tinggi.
Tidak hanya menelan korban, banjir Aceh Sumut Sumbar juga memaksa ribuan warga mengungsi dari wilayah yang terendam banjir dan diterjang tanah longsor.
Baca Juga: Gara-Gara Protes Orangtua!Dapur MBG Batal Dibangun di SD Kalimati 01 Brebes
Ribuan rumah serta fasilitas umum rusak parah, sementara bantuan darurat dikerahkan ke daerah yang paling terpukul bencana.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BNPB) menjelaskan bencana dipicu Siklon Senyar yang memunculkan hujan ekstrem di banyak wilayah.
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin, menyebut siklon ini sebagai fenomena langka di kawasan khatulistiwa.
Baca Juga: Keluarga Bongkar Temuan Penting di Balik Kematian Arya Daru, Minta Pemeriksaan Diperluas
Penilaian serupa datang dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) yang mengingatkan bahwa kerusakan lingkungan akibat industri ekstraktif memperburuk dampak hujan ekstrem.
Sementara Peneliti Limnologi BRIN, Fakhrudin, menekankan bahwa pembangunan masif membuat sungai dangkal dan rentan meluap.
Perkembangan di Aceh
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, mulai 28 November hingga 11 Desember 2025, setelah banjir dan longsor melanda banyak kabupaten/kota.
Artikel Terkait
Hari Kelima Penanganan Bencana Longsor di Petungkriyono, Prajurit Lanal Tegal dan Tim Gabungan Fokus Evakuasi Dua Korban
Respons Cepat Bencana, Kota Tegal Kirim Logistik dan Relawan ke Lokasi Longsor di Cilacap dan Banjarnegara
Jelang Musim Hujan, Gubernur Jateng Minta Daerah Siapkan Strategi Tanggap Darurat dan Peringatan Dini Bencana
Siklon Tropis Senyar Tidak Umum, BMKG Ungkap Penyebab Bencana Besar di Aceh–Sumbar