Untuk mengurangi militer, pemerintah mengurangi pembatasan anggaran belanja dan memastikan pimpinan militer dirotasi agar tidak terjadi akumulasi kekuasaan.
Siapapun yang berkuasa tugasnya adalah menekan kekuatan militer dan memperketat kendalinya atas militer.
Ketakutan ini bukan tanpa bukti, selama tahun 1980 an kebijakan impor senjata meningkatkan kapasitas militernya.
Habib Burquibah yang saat itu terpilih sebagai Presiden Tunisia mengangkat Jenderal Ben Ali sebagai Perdana Menterinya.
Baca Juga: Kutuk Tindakan Israel, Netizen Indonesia dan Malaysia Sepakat Lakukan Ini
Belakangan Ben Ali merekayasa kudetatak berdarah melawan Burquibah dan melakukan pemberontakan sampai tahun 2010.
Kekuatan militer ditingkatkan setelah musim semi Arab sukses di Tunisia yang ditandai dengan runtuhnya kekuasaan Ben Ali.
Akhirnya dari tahun 2011 hingga 2016 anggaran pertahanan pun ditingkatkan. kerjasama militer juga diperluas
Militer Tunisia yang secara historis dianak tirikan oleh negaranya sendiripun mulai membaik.
Meskipun anggaran militer dan kekuatan telah ditingkatkan, tetap saja militer Tunisia paling lemah di tanah Arab.
Jumlah personilnya hanya 100 ribu dan sama sekali tidak memiliki personel cadangan. Personel aktifnya berjumlah 90 ribu dan sisanya itu ya para militer.
Baca Juga: Beredar Rekaman Audio Diduga Tentara Israel yang Ketakutan Karena ..
Personil militer Tunisia memang kecil tapi kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk sekitar 11, 8 juta, rasio personil militer Tunisia masih lebih besar dari Indonesia yang ada diurutan 13.