Sesaat setelah mendirikan Candi Borobudur, Gunadarma dianggap kelelahan hingga tertidur di sebelah barat Candi.
Tidurnya Gunadarma itulah yang dipercaya masyarakat sebagai serangkaian perbukitan atau pegunungan Menoreh.
Jika dilihat dengan seksama terutama dari arah Candi Borobudur, rangkaian pegunungan Menoreh yang terletak di barat laut Candi Borobudur tersebut terlihat seperti orang tidur terlentang.
Di sana terdapat bagian mahkota, kepala, dagu, leher, dada dan bagian pegunungan yang agak meninggi seperti bagian perutnya yang membuncit sebagai lambang kebijaksanaan.
Kemudian lurus ke bagian kaki di barat pegunungan yang membujur panjang hingga ke tengah Pulau Jawa.
Menurut kepercayaan masyarakat, keberadaan Gunadarma di perbukitan atau pegunungan Menoreh adalah sebagai penjaga dari keharmonisan alam dan juga manusia yang ada di sana.
Selain itu puncak Menoreh juga dipercayai oleh masyarakat sebagai tempat para dewa bersemayam seperti halnya puncak Suroloyo.
Baca Juga: Benarkah Indonesia Dijajah Belanda 350 Tahun? Simak Yuk!
Ada kisah bahwa di puncak pegunungan Menoreh adalah tempat Ki Semar bersemayam dan menjadi simbol adanya keharmonisan alam di Jawa.
Dalam cerita lain, keberadaan perbukitan atau pegunungan Menoreh juga dianggap sebagai pintu gerbang menuju kawasan Candi Borobudur.
Hal tersebut dapat dilihat dari adanya temuan-temuan purbakala dari masa serupa di sekitar Menoreh, seperti temuan Lingga dan Yoni yang berada di gua Sampalan dan tulisan Jawa kuno pada dinding gua.
Baca Juga: Karena Tanaman Inilah, Belanda Bergejolak dan Menjajah Indonesia
Bukti-bukti tersebut menunjukkan adanya peninggalan umat Hindu, namun dapat diketahui bahwa Hindu adalah kepercayaan awal dari Dinasti Syailendra, pada saat itu.