"Akhirnya mereka terjerembab sebagai negara-negara yang berpendatan menengah,"kata Budiman.
Budiman kemudian mengimbau para aktivis di Indonesia agar tidak ikut terjebak dalam kepentingan asing tersebut.
“Saya tidak meragukan banyak aktivis yang benar-benar mencintai bangsa ini dengan nurani dan nalar yang independen," terangnya
Baca Juga: Jubir TKN Ungkap Janji Prabowo yang Ditepati untuk Sepak Bola Indonesia
Namun, dia dalam posisi mengingatkan, ada kepentingan asing yang mengerucut dalam Pemilu saat ini terutama terkait hilirisasi, dan mencegah keberlanjutan pembangunan.
“Jadi saya mengimbau bahwa para aktivis agar tidak ikut-ikutan agenda asing" ungkapnya.
Masyarakat, imbuhnya juga diimbau agar berhati-hati, terutama kepada agenda yang didanai oleh asing.
Baca Juga: Tak Terpengaruh Keputusan DKPP Golkar Tetap Gas Full Dukung Prabowo Gibran Satu Putaran
"Agenda aktivis harus mengaitkan demokrasi dengan keadilan sosial, keadilan global dan dengan kemajuan, tandas Budiman.
Indonesia hari ini, lanjut Budiman Sudjamtiko, berkesempatan untuk memiliki keberlanjutan pembangunan dengan adanya komitmen Capres Prabowo terhadap keberlanjutan presiden Jokowi, namun tengah dihalang-halangi.
“Negara berkembang tak dibolehkan punya pemimpin yang berani, cerdas dan strategis sekaligus.
Kalau sudah ada yg terlanjur cerdas, mereka akan usahakan jangan berani; kalau sudah ada yg berani, usahakan jangan cerdas.
Jika sudah terlanjur cerdas dan berani, usahakan jangan strategis berpikirnya.” ungkapnya.
“Dan tahun 2024 ini, kita memiliki kesempatan untuk tidak hanya memiliki pemimpin yang berkomitmen pada keberlanjutan pembangunan, tapi juga berani, cerdas, dan strategis cara berpikirinya. Kesempatan tak akan datang lagi, ini harus kita ambil.” pungkas Budiman.