“Anak kecil ini simbol rakyat, yang harus kita lindungi dari terkaman. Sedangkan macan itu, adalah simbol kekuasaan atau raja rimba yang akan mencaplok rakyat itu sendiri. Karena rakyat sudah percaya pada banteng dan ini saatnya banteng-banteng melindungi masyarakat,” tegasnya.
Falsafah itu, kata Uyip juga dikenal oleh para leluhur Tegal, bahwa jika kita berani maka kita tidak perlu takut (Dong wani aja wedi-wedi).
Jika kemudian orang-orang mengatakan suara orang Kota Tegal gampang dibeli, maka sudah saatnya para kader dan masyarakat bersiasat.
“Jika mereka bersiasat membagikan uang untuk membeli suara wong Tegal, maka rakyatpun akan bersiasat dengan menerima uangnya, namun tidak memilih orangnya,” pungkasnya.