Vimanews.id-Upacara adat tujuh bulanan atau mitoni atau tingkepan adalah upacara yang diadakan masyarakat khususnya Jawa, menyambut kelahiran bayi dalam kandungan ibu.
Upacara itu dilakukan ketika janin dalam kandungan memasuki usia tujuh bulan, dan pada kehamilan pertama.
Dalam pelaksanaan upacara tujuh bulanan ini, ada 12 kain bermotif batik yang dipakai.
Baca Juga: Sejarah Batik di Indonesia, Dari Masa Kerajaan Hingga Sekarang
Sebelum memakai kain bermotif, seorang calon ibu harus mengenakan mori sebagai busana dasar.
Hal itu bertujuan agar segala perilaku calon ibu senantiasa didasarkan dengan hati yang bersih.
Berikut filosofi dari 12 motif kain yang digunakan dalam upacara adat tujuh bulanan, yang dikutip Vimanews.id dari beberapa sumber.
Motif kain yang digunakan dalam upacara adat tujuh bulanan atau tingkepan:
1. Wahyu Temurun
Motif wahyu temurun, bermakna agar bayi yang akan dilahirkan nanti akan menjadi orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dan selalu mendapatkan petunjuk serta perlindungan dari Yang Maha Kuasa.
Baca Juga: Bakal Tayang 30 November 2023 Besok, Berikut Sinopsis Jatuh Cinta Seperti di Film -film
2. Sido Asih
Artikel Terkait
Busana Trendy Dan Casual Tema Batik Warnai Konser SMTOWN Di Jakarta
Peringati Hari Batik Pemkot Tegal Wajibkan Seluruh Pegawai Pakai Seragam Batik
Tampil Cantik Di Hari Batik Nasional Ala Istri Anggota Dewan Brebes Ini, Makna Motifnya Simbol Kehidupan
Sejarah Batik di Indonesia, Dari Masa Kerajaan Hingga Sekarang