Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan bahwa Kyiv menginginkan penghentian serangan tanpa syarat.
“Jika Rusia menolak gencatan senjata, Moskwa harus menghadapi sanksi baru yang kuat, khususnya di sektor energi dan perbankan,” kata Zelensky.
Sementara itu, Rusia mengklaim tetap membuka diri terhadap solusi diplomatik dan menyatakan kesiapannya untuk membahas gencatan senjata.
Namun demikian, pihaknya juga menuding Ukraina menggunakan jeda konflik untuk memperkuat militernya dengan dukungan negara-negara Barat.
Untuk diketahui, delegasi Rusia dalam pertemuan ini dipimpin oleh Vladimir Medinsky, ajudan Presiden Vladimir Putin yang juga terlibat dalam pembicaraan damai di tahun 2022.
Dia didampingi oleh pejabat tinggi lain seperti Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin, Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Galuzin, serta Kepala Direktorat Utama Staf Umum Militer Rusia Igor Kostyukov.
Sementara dari pihak Ukraina, Menteri Pertahanan Rustem Umerov memimpin delegasi dan kembali menekankan bahwa penghentian kekerasan menjadi poin terpenting dalam dialog ini.
Walaupun pembicaraan ini menandai babak baru dalam upaya diplomasi, jalan menuju perdamaian masih penuh rintangan dan belum menunjukkan titik terang.***
Artikel Terkait
Ini Alasan Presiden Vladimir Putin Desak Perempuan Rusia Punya 8 Anak, Salah Satunya Akibat Perang Dengan Ukraina
Kota di Rusia Ini Punya Suhu Terdingin di Dunia, Capai Minus 60 Derajat Celcius
Peduli Warga Gaza, Rusia Mulai Realisasikan Bantuan Untuk Pengungsi Masyarakat Sipil Korban Jajahan Israel Terhadap Palestina
Polda Bali Ungkap Dugaan Kasus Perampokam Geng Rusia Ke WNA Ukraina