Vimanews.id-Ratusan massa dari Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himmasal) Tegal bersama PCNU, GP Ansor, dan para kyai melaporkan Trans7 ke polisi atas dugaan ujaran kebencian.
Aksi damai Himmasal Tegal dilakukan untuk menegakkan kehormatan para kyai dan menjaga marwah pondok pesantren di Indonesia.
Laporan terhadap Trans7 terkait tayangan yang dinilai mengandung ujaran kebencian dan merendahkan para kyai Lirboyo.
Baca Juga: Aksi Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran Diimbau Berlangsung Damai
Ketua LBH GP Ansor Tegal, Imam Syafii, menegaskan pelaporan dilakukan demi menjaga martabat ulama dan pesantren.
Ia menyebut, tayangan Trans7 pada 13 Oktober 2025 dianggap tidak pantas karena melecehkan simbol keulamaan.
“Seluruh santri dan kyai hadir hikmat, tertib, tanpa anarkis, hanya ingin marwah guru kami dijaga,” ujar Imam.
Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kembali Disorot, Utang Whoosh Jadi Beban Baru Negara
Imam menambahkan, pelaporan berjalan damai dan pihaknya mengawal proses hukum hingga tingkat pusat.
Pihaknya berharap Polres Tegal segera meneruskan aduan itu ke Mabes Polri agar cepat diproses.
Santri menilai permintaan maaf saja tak cukup dan mendesak pencabutan hak siar Trans7 sebagai bentuk tanggung jawab moral.
Baca Juga: Perosotan Pelangi Ambruk di Wahana Pasar Malam Ketapang, Polisi Lakukan Penyelidikan
Aksi Himmasal Tegal ini menjadi pesan kuat bahwa kritik harus disampaikan tanpa merendahkan martabat ulama.
Artikel Terkait
Peringatan Hari Santri Di Kota Tegal, Pj Wali Kota Sampaikan Hal Ini
Ratusan Santri Giren dan Cikura di Kota Tegal Rapatkan Barisan Siap Menangkan Faruq Ashim di Pilkada Serentak 2024
Ini yang Dilakukan Himpunan Santri Nahdatul Ulama Kota Tegal di Peringatan Hari Santri Nasional
Diduga Cabuli Santri Perempuan, Begini Tipu Daya yang Dilakukan Guru Ngaji di Tebat
Wayang Santri Warnai Sedekah Bumi dan Puncak Perayaan HUT Ke 80 Kemerdekaan RI di Desa Jatirejo Kabupaten Pemalang