Vimanews.id-Gengsi tinggi bagi para peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) di Indonesia menjadi sorotan Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin.
Budi Gunadi Sadikin menyebut, PPDS umumnya diikuti masyarakat dengan ekonomi tingkat atas alias orang kaya raya.
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin menilai, jarang dokter spesialis berasal dari kelompok menengah ke bawah.
Baca Juga: Begini Cara Menstimulasi Anak Usia 0-24 Bulan Agar Kecerdasannya Berkembang Optimal
Hal tersebut lantaran selama empat tahun menjalani PPDS, para residen yang merupakan sebutan untuk calon dokter spesialis itu tidak mendapatkan pemasukan selama menjalani prosesnya.
Karenanya Budi Gunadi Sadikin mengatakan, selain memenuhi biaya hidup, pengeluaran selama PPDS juga terbilang mahal.
"Mereka umumnya sudah berkeluarga, sudah bekerja sebagai dokter, sudah ada income (pemasukan),"kata Budi Gunadi Sadikin saat Raker bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, pada Selasa, (29/4/2025)
Baca Juga: Candil Pisang Camilan Tradisional dengan Rasa yang Khas Manis dan Kenyal, Begini Resepnya!
"Kemudian kalau jadi dokter spesialis kan harus berhenti kerja, mesti ngelamar ke fakultas kedokteran, belajar selama 4 tahun tidak dapat income," tambahnya.
Menkes RI itu kemudian menyebut, sistem baru Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSPPU) kini memungkinkan untuk mendapat tambahan biaya dalam bentuk bantuan biaya hidup (BBH).
Hal tersebut berdasarkan jumlah bantuan yang relatif berbeda tergantung tingkatan masing-masing.
Baca Juga: BNNP Jawa Tengah Kunjungi Kota Tegal, Dedy Yon Sebut Wujud Nyata Sinergi Perangi Narkotika
"Nah itu yang menyebabkan kenapa dokter spesialis biasanya anak orang kaya, kalau bukan orang kaya, dia akan sulit bertahan, nggak akan bisa hidup," terang Budi.