Gempa letusan, guguran, dan harmonik mendominasi rekaman seismik, menandakan kondisi yang belum stabil.
Penurunan tren dv/v sejak pertengahan Oktober menunjukkan tekanan material di dekat permukaan sedang meningkat.
PVMBG Naikkan Status ke Level IV Awas
Setelah analisis menyeluruh terhadap kegempaan, deformasi, dan potensi ancaman, PVMBG menaikkan status Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) mulai pukul 17.00 WIB.
Dengan status Awas, pembatasan aktivitas warga diperketat. Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah, sementara sektor tenggara Besuk Kobokan harus steril hingga 20 km dari puncak.
Di luar itu, warga juga diminta menjauhi sempadan sungai minimal 500 meter karena potensi lahar hujan masih tinggi.
Imbauan Kewaspadaan untuk Warga
PVMBG dan BPBD meminta masyarakat terus memantau informasi resmi, mengingat potensi awan panas, lontaran material, dan lahar hujan masih dapat terjadi sewaktu-waktu.
Pemerintah daerah diminta bersiap menghadapi skenario evakuasi lanjutan, khususnya bagi desa-desa yang berada di sekitar Besuk Kobokan, yang sudah beberapa kali terdampak erupsi besar Semeru.
“Masyarakat dan pengunjung tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara Besuk Kobokan sejauh 20 km dari puncak,” tegas Gentur.***
Artikel Terkait
Hati hati! Jalurnya Dikenal Mengerikan, Tiga Gunung di Indonesia Ini Tidak Bisa Dianggap Remeh
Update Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon, Kapolres Sebut Pemilik dan Pengawas Abaikan Larangan
Erupsi Dahsyat Terjadi di Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT,Setinggi Ini Letusannya
Menhut Bakal Lakukan Banyak Evaluasi SOP Pendakian Gunung, dari Papan Peringatan hingga Rencana Gelang RFID untuk Pendaki
Tragedi Pendaki Gunung Gawalise: Gate Ditemukan Tewas, Basarnas Ingatkan Soal Keselamatan di Jalur Ekstrem